PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) laba bersih sepanjang semester I tahun 2024 sebesar Rp 20 miliar. Laba tersebut naik 115,9% secara tahunan yang didorong oleh pertumbuhan kredit.
Direktur Keuangan Rustarti Suri menjelaskan, total kredit sepanjang semester I tahun ini tumbuh sebesar 12,1% secara tahunan menjadi Rp 6,8 triliun. Capaian kredit tersebut, terdiri dari kredit digital yang tumbuh 60,3% (yoy) mencapai Rp 8,1 triliun, sehingga mendorong pertumbuhan signifikan outstanding kredit digital Bank Raya mencapai Rp 1,5 triliun atau tumbuh sebesar 81,5% (yoy).
“Ini dari upaya strategi eksploitasi (ekosistem BRI Grup) sehingga memaksimalkan ekosistem BRI Grup sepanjang tahun ini,” ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (27/8).
Pertumbuhan tersebut turut menopang pertumbuhan total aset Bank Raya di semester I menjadi sebesar Rp 13,1 triliun atau tumbuh 9,0% secara tahunan.
Selain itu, lanjutnya, Bank Raya juga berhasil memperbaiki Rasio NPL gross menjadi 4,14% dari tahun 2023 yang sebesar 4,35% dan NPL Net sebesar 1,80% dari 1,75%.
Seiring dengan pertumbuhan kredit, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 8,7 Triliun atau tumbuh 5,7% (yoy). Pertumbuhan DPK terus digenjot terutama dari pertumbuhan digital saving yang tumbuh sebesar 22,3% (yoy) menjadi Rp 891,6 miliar dan volume transaksi yang tumbuh sebesar 12,5% (yoy) menjadi Rp 1,6 triliun.
Selain itu, rasio profitabilitas dan efisiensi Bank Raya juga membaik, tercermin dari perbaikan rasio NIM pada semester I menjadi 4,31% dari sebelumnya 3,53%, serta Cost to Income Ratio (CIR) membaik menjadi 52,44% dari sebelumnya 82,95%.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia mengatakan, kinerja keuangan diperkuat dengan inovasi bisnis digital. Pihaknya akan perluasan champion product Bank Raya, Pinang Dana Talangan.
Tujuannya, untuk menjangkau market yang lebih luas tidak hanya melayani pinjaman jangka pendek untuk mendukung produktivitas agen BRILink, tapi juga memperluas kolaborasi dengan ekosistem BRI Group seperti kolaborasi dengan Pegadaian untuk akses dana talangan bagi para agen gadai seluruh Indonesia.
Menurutnya, salah satu motor pertumbuhan bisnis digital Bank Raya adalah ekspansi Pinang Dana Talangan, salah satu produk pinjaman digital Bank Raya yang ditujukan untuk mendukung produktivitas Agen BRILink.
Pada kuartal II, tercatat telah disalurkan sebanyak Rp 7,2 triliun atau tumbuh 58,9 % (yoy) kepada kurang lebih 33 ribu agen BRILink dan Agen Pegadaian. Untuk posisi Kuartal II tercatat outstanding Pinang Dana Talangan mencapai Rp 491 miliar atau tumbuh signifikan sebesar 177,4% (yoy).
Selain itu, pertumbuhan juga tercatat pada Pinang Flexi, yang merupakan pinjaman multiguna untuk karyawan tetap sebesar 74,8% (yoy) atau outstanding tercatat mencapai Rp385 miliar.
Adapun outstanding ragam produk kredit digital Bank Raya lainnya, seperti Pinang Maxima, Pinang Performa dan Pinang Connect yang ditujukan untuk mendukung kegiatan usaha nasabah Bank Raya tercatat mencapai Rp 564 miliar atau tumbuh 37,5 % secara tahunan.
Pertumbuhan kredit digital diikuti dengan pertumbuhan simpanan digital. Pada semester I, pertumbuhan Giro tumbuh sebesar 55,4% (yoy) menjadi Rp 772 miliar, tabungan tumbuh 5,1% (yoy) atau menjadi Rp 1,5 triliun dan deposito tumbuh 1,9% (yoy) menjadi Rp 6,3 triliun.
Pertumbuhan dana murah terus digenjot terutama dari pertumbuhan Digital Saving yang tumbuh sebesar 22,3% (yoy) di semester I. Pertumbuhan dana murah tersebut mendorong peningkatan rasio CASA Bank Raya pada semester I menjadi 26,8% dari sebelumnya pada 24,0%.
Sumber berita ; CNN INDONESIA